Budidaya Belut
Potensi Belut sang sangat besar untuk kebutuhan pangan baik domestik maupun ekspor, dimana untuk saat ini permintaan ekspor dalam bentuk beku mencapai 230 Ribu ton/tahun, sedangkan Indonesia hanya bisa memasok sebesar 2,2% saja. Berbeda dengan pasar ekspor belut yang masih hidup hanya bisa terpenuhi 7,1%, belum lagi pasar Konsumen domestik memiliki permintaan yang sangat tinggi seperti pada daerah JABODETABEK bisa mencapai 20 ton/hari, Belum lagi di daerah lain nya, masing-masing daerah bisa mencapai 1 ton/hari. Dari perbandingan permintaan dan ketersediaan ikan belut ini peluang usaha budidaya sangat terbuka lebar pangsa pasarnya.
Banyak beranggapan usaha belut ini sulit, dan pembesarannya membutuhkan waktu yang relatif lama yaitu mencapai 7 bulan untuk bisa panen sedangkan pasarnya setiap hari terus ada permintaan.
Ikan Belut Bisa Panen Usia 4 Bulan
Pembenihan Belut
Belut termasuk hewan Hermafrodit (Hewan yang memiliki lebih dari 1 jenis kelamin (berkelamin ganda, dimana seekor belut bisa menjadi jantan maupun betina, belut yang bergerak lebi aktif biasanya cenderung menjadi berkelamin jantan.
Bibit belut yang di budidayaka dari benih 1 Kilo Bisa menghasilkan 3 kg.
Media Pembenihan menggunakan media drum plastik, Tong maupun menggunakan Bak beton
Pemilihan dan Pemeliharaan Calon Induk Belut
Untuk calan induk dipelihara bersamaan dalam satu wadah, pemeliharaan dapat dilakukan dengan media drum plastik, Tong maupun menggunakan Beton. Belut dipelihara menggunakan air tawar tanpa menggunakan lumpur. Dan diberikan pelepah pisang untuk perlindungan dari matahari, Pelepah pisang didapat dari batang pisang yang memiliki pelepah yang tebal, dan potong menjadi beberapa bagian, dan pisahkan satu persatu pelepah dari batangnya.
Untuk sirkulasi air media tong di bagian bawah di beri keran pembuangan air, untuk pengantian air dilakukan 1 hari sekali dan dilakukan pada waktu pagi hari, dilakukan pengantian air pada waktu pagi hari karena di saat itu air memiliki kandungan feses dan sisa metabolisme yang banyak. dalam proses pengantian air sediakan jaring di bawahnya supaya belut yang lepas lewat kran tidak lari ke tanah. dan alirkan air sampai di tong hampir habis, dan selanjutnya masukkan air baru yang berasal dari sumur, sungai maupun dari air pompa tanah tanpa di endapkan terlebih dahulu. isi air kedalam tong sesuai pada saat awal sebelum di kuras.
Poses pemberian makan
Belut diberikan pakan buatan pada waktu sore hari menjelang malam, untuk takaran pakan yaitu 5-10%dari berat badan, pemeberian makan dengan cara meletakkan pakan diatas pelepah pisang tujuannya agar belut bisa memakan sampai kenyang sesuai kebutuhan masing-masing. selain dengan pakan buatan belut juga bisa diberi pakan berupa bekicot dan ikan-ikan kecil.
Media Pembibitan Belut
Bahan Media untuk Pembenihan meliputi
- Lumpur
- Pupuk Kandang
- Pelepah Pisang yang sudah di cacah
- Jerami yang sudah di cacah
- Larutan Biodekompser
Dari media di atas di susun dan dilakukan fermentasi. perbandigan penyusunan media yaitu 10 cm setiap media. dan total maksimalnya 60 cm. jika selesai proses fermentasi akan mengalami penyusutan menjadi 40 cm, dan akan di tambahkan air setinggi 10 cm di atas permukaan media yang sudah di fermentasi, hasil fermentasi belum bisa di gunakan secara langsung melainkan menunggu sampai 2 minggu, untuk mengetahui apakah sudah bisa digunakan yaitu melakukan pengetesan dengan menusukkan bambu kedalam media, jika tidak ada bau dan gelembung berarti media siap untuk di pakai pembibitan.
Proses Pembuatan Fermentasi
Susuan media dalam proses fermentasi yang pertama jerami, kedua pupuk kandang dan terakhir pelepah pisang di bagian atas. selanjutnya encerkan larutan bidekomposer dengan perbandingan 1:8, dan masukan ke dalam susunan yang sudah di buat, lalu tutup menggunakan terpal dengan rapat, bahan media yang sudah di tutup di biarkan selama 1 bulan smpai terjadi proses pembusukan, setelah 1 bulan bisa dilakaukan penambahan lumpur dan air sesuai takaran di atas dan di diamkan selama 2 minggu untuk proses pematangan dan menciptakan bahan makanan alami
Pemilihan Induk Belut
Induk jantan memiliki ciri kepala picak, runcing dan berukuran lebih besar dari pada betina, memiliki warna agak gelap dan ukuran mencapai 30 sd 40
Induk betina memiliki kepala yang kecil dan runcing dan warna kulit lebih cerah
Induk jantan dan betina yang sudah di pilih siap di tebar ke dalam tempat pemijahan yang sudah siap, jumlah perbandingan indukan 1:5 dimana 1 pejantan dan 5 betina dalam satu tong pemijahan. pada proses memasukkan Indukan dengan cara meletakkan secara perlahan sampai tubuh belut secara mandiri menjatuhkan tubuhnya dan beradaptasi dengan lingkugan baru. setelah semua indukan masuk kedalam lumpur selanjutnya dilakukan pemberian makan berupa ikan-ikan kecil yang masih hidup dan bekicot, dalam pemberian makan bekicot cangkang di buang terlebih dahulu selanjutnya bekicot di cacah hingga menjadi ukuran kecil, setelah itu siap di masukkan kedalam tempat pemijahan.
pengecekan pemijahan cukup dilakukan setelah 2 minggu, dengan cara menancapkan ranting ke dalam media, jika terdapat gelembung berarti proses pemiahan sudah berlangsung biarkan sampai 1 minggu hingga media pemijahan siap di bongkar.
Pemanenan Anakan Belut
Dengan mengeluarkan lumpur dalam tong menggunakan baskom, perhatikan saat memanen yaitu anakan yang kecil dan lincah, ulangi sampai media semua di keluarkan, jika sudah selesai pemanenan, anakan yang di dapat lalu di cuci dan siap untuk di pindah ke media yang baru.
Untuk pemeliharaan hasil anakan ke media baru diperlakukan seperti memelihara indukan mulai dari pemberian makan dan pengantian air, sampai anakan belut siap untuk di panen
